Aku dan Aya
sudah lama berteman baik,sejak duduk di
bangku SMP kita sudah berteman dan bahkan sekarang bisa di bilang “SAHABAT
SEJATI SAMPAI MATI” itulah semboyab kita.Tapi sejak lulus SMP kita menjadi
renggang karena pisah sekolah,kondisi ekonomi orang tua kita berbeda,sejak saat itu komunikasi antara kita berkurang tak
seperti dulu lagi,bahkan tanya kabar saja jarang.
Suatu hari aku pergi menemui Aya ke
rumahnya karena aku sudah kangen berat padanya,sesampai di rumahnya aku heran
kok banyak sekali alas kaki di depan rumahnya,siapa yang bertamu sebanyak ini? tanya hatiku heran.
“Rere,ayo masuk ngapain kamu berdiri
disitu?” tanya Aya mengagetkanku.
“Iya,aku duduk disini
saja,ehhh...tapi ada apa ini rame-rame?” jawabku sembari mengambil tempat duduk
di beranda kayu milik Aya.
“Oh...itu tamunya Ibu aku”
“Oh...aku kira ada apa-apa”
Ku meninggalkan
masalah tamu,aku dan Aya melanjutkan bincang-bincang ditemani teh hangat buatan Aya sendiri.Setelah lama
kita bercanda ria,aku pamit pulang karena
sudah terlalu sore.
“Aya,aku pulang dulu ya...salam sama Ibu,sepertinya dia
sibuk” pamitku ke Aya.
“Iya,kamu hati-hati di jalan
ya,belajar yang rajin,biar kita sukses
bersama”
“OK!”
Aku bergegas
pulang dengan membawa wajah ceria yang di tuangkan Aya
padaku.Pengalaman-pengalamannya di sekolah barunya cukup membuatku tertawa
terbahak-bahak dan aku pun begitu menceritakan kepadanya bagaimana MOS di
sekolah baruku,wahh...kocak banget.
• • •
“Tit...tit...tit”
Bel masuk kelas
berbunyi,aku segera mengambil tempat duduk paling depan karena aku tak suka
duduk di belakang.Karena ini hari pertama di mulai pembelajaran setelah MOS,aku
merasa asing disini dan tak kulihat satu orang
pun yang menemaniku duduk,tak lama ada yang menyapaku.
“Hi...can i sitting next to you?” sapa cewek
yang baru pertama kali ku lihat itu.
“Iya,boleh” jawabku dengan nada
nggak PD.
“Siapa namamu”
“Namaku Rasti,sekarang kita duduk
sebangku,senang bisa kenal sama kamu” jawab dia dengan senyum manis nan indah
dari bibirnya.Rasti kelihatan anak yang pintar melebihi aura wajahnya Aya yang
selalu mendapat peringkat pertama dari kelas satu SMP sampai lulus kemarin,dan
aku adalah orang yang selalu di kalahkan olehnya,aku selalu mendapat peringkat
ke dua atau ke tiga,this is my destiny...
Bel pulang
berbunyi,Rasti mengajakku pulang tapi aku tak bisa karena harus menjemput
Aya.Aya tak memiliki mobil sepertiku,hidupnya jauh berbeda denganku.
“Ay,maaf ya aku telat jemput kamu”
sapa aku setelah sampai di depan sekolah Aya.
“Aduh...seharusnya kamu nggak
perlu repot-repot,aku bisa pulang sendiri kok”
“Ahh...jangan banyak bicara ayo
cepat naik” dengan paksaanku dia segera naik ke mobilku dan duduk di sampingku.Dia anaknya memang nggak
enakan,dia bahkan malu sama sahabatnya sendiri,dia ramah,lembut,murah hati,itu
yang membuat aku kagum terhadapnya.
“Ay,cepat turun nanti kamu di
marah ibu kamu lagi pulang telat!” suruhku setelah sampai di depan rumah Aya.
“Iya,bawel deh,thanks ya,next time kamu nggak usah repot-repot
kayak gini”
“Iya,nggak apa-apa kok aku malah
seneng”
Aya turun dan
aku meninggalkannya sembari melihat lambaian tangannya dari kaca mobilku.
OH
MY GOD...sudah jam 5 sore,aku terlelap selama 3 jam,astaga apa mungkin aku
terlalu capek atau memang ini durasi orang pemalas sepertiku,tak bisa di
pungkiri lagi aku memang sedikit pemalas sampai-sampai pipi ku chubby seperti ini,setiap hari aku
selalu kena marah ibuku yang harus membangunkan aku setiap pagi.Berbanding
terbalik dengan sahabatku itu dia selalu bangun pagi dan membantu ibunya
menyelesaikan pekerjaan dapur sebelum dia berangkat sekolah,dia memang perfect.
•
• •
Dua bulan sudah aku bersekolah
disini dan aku sedikit lebih akrab dengan Rasti dan terkadang aku mengerjakan
tugas bareng dengannya.Dia anaknya pintar seperti dugaanku tapi di pelajaran
tertentu terkadang aku lebih pintar.
Waktunya pulang seperti biasa aku
akan menjemput Aya,rencananya mau ngajak dia ke toko buku.Sesampai aku di depan
sekolahnya aku tak melihat postur tubuh Aya yang biasa menungguku di bawah
pohon beringin depan sekolahnya.Karena khawatir aku turun dari mobilku dan
langsung menanyakan pada salah satu teman Aya.
“Kamu tau nggak Aya pulang sama
siapa?”
“Oh...tadi dia pulang naik angkutan
umum katanya sih terburu-buru” jelas
temannya itu “Kamu Rere ya?” tanya dia melanjutkan.
“Iya”
“Aya pesen jangan khawatirin dia dan
jangan cari dia kerumahnya”
“Oh...makasih ya infonya” ucapku.Apa
yang di sembunyikan Aya dariku sampai-sampai dia melarangku
kerumahnya,ahh...aku nggak peduli aku harus mencari jawaban teka-teki
ini.Dengan laju yang cepat aku menyetir mobilku dan aku sampai rumahnya Aya
“Permisi” ucapku.Tapi tak ada yang menyahutku,rumahnya sepi seperti tak berpenghuni,aneh...tak
biasanya seperti ini ucapku dalam hati.Aku berniat pulang tapi ketika aku
membalikkan tubuhku... Darrrr ! Aku
kaget di belakangku ada bibinya Aya dan aku segera bertanya.
“Bi, Aya dimana kok sepi?”
“Aya pergi ke Bandara,dia mau ke
Denpasar...” belum sempat bibinya
melanjutkan,aku terkejut dan segera menyusulnya ke Bandara.Sesampai aku disana
aku bertanya kepada penjaga ticket
disana.
“Pak,apa pesawat menuju Denpasar
telah berangkat?”
“Oh...baru saja 10 menit
yang lalu mbak”
Aku lemah dan
tak tau harus bagaimana Aya telah pergi,aku lemah dan tertunduk dalam tangis
yang tersedu-sedu.Tiba-tiba ada yang menepuk pundakku dari belakang,segera aku
berbalik arah 180 derajat dan senyuman itu Aya...! kupeluk dia erat dan
menangis di pelukannya.
“Mengapa kamu membuatku seperti
ini?”
“Maaf Re,aku tak bermaksud membuatmu begini”
“Bukannya pesawatmu telah
berangkat?”
“Iya,aku kesini untuk mengantar
ibuku,dia akan bekerja di Denpasar,tadinya aku ingin ikut tapi aku mengingatmu disini”
“Ah...Aya ...so sweet...” aku terharu mendengarnya dan aku memeluknya lebih kuat seakan dia akan pergi
dan aku menahannya.Memang semenjak Ayah
dan Ibunya bercerai,selalu Ibunya yang mencari
pekerjaan kesana kemari sedangkan ayahnya telah menikah lagi dan tinggal di
rumah istrinya,kasihan sahabatku itu.
• • •
Liburan sekolah biasanya aku
mengajak Aya mengunjungi tempat-tempat wisata tapi sekarang aku sedang sibuk
mempersiapkan diri mengikuti lomba pidato Bahasa Inggris se-Kabupaten.Jadi,
liburan aku manfaatkan untuk mempersiapkan itu.
Ugh...! capeknya belajar malam
ini,kepalaku puyeng,mataku seperti mata panda,aduhh...! tiba-tiba HP-ku
berbunyi pertanda ada SMS,ternyata SMS dari Aya yang mengucapkan “Selamat
tidur” ,aku membalas SMS-nya dan aku terlelap dalam waktu 15 menit setelah itu.
Duarrrr !
Kulihat truk
yang menabrak sebuah pohon depan sekolah Aya,astaga Aya...! jangan-jangan....
Segera aku turun
dari mobilku melihat incident itu.Aya...tubuhnya hancur ,wajahnya dilumuri
oleh darah,kepalanya retak,dia tak berdaya,kupeluk dia dengan penuh kasih kini
aku kehilanganmu “Aya bangun Aya...” darahnya melekat di seragam putih abu-abu
yang ku kenakan “Aya...don’t leave me” isak
tangisku membuat semua orang yang melihatku menjauh dariku dan kurasakan jiwaku
melayang dan seperti ada yang memanggilku aku menengok,Aya! Benarkah dia ,dia
mengenakan gaun putih yang anggun,dan wangi semerbak bunga melati menyelimuti
tubuhnya,wajahnya bercahaya.
“Re,sekarang Aya bahagia,Aya sudah
pergi jangan lupain Aya ya Re,kamu harus mewujudkan janji kita” kudengar
ucapannya yang membuatku yang membuatku merinding,aku benar-benar gila ,
suara itu menghilang,kupandang jasad temanku itu dan berteriak “Aya...mana
janjimu? Kenapa kau meninggalkan ku secepat ini
i love you you are the best,withot
you i’m nothing Aya...tolong bangunlah”
aku memohon tanpa menghiraukan pandangan orang lain yang menganggapku
tidak waras.
“Tetotet...totet...”
astaga alarm menunjukkan pukul setengah enam , kulihat bantalku basah , aku
mimpi ! iya mimpi buruk.Segera ku menelpon Aya untuk memastikan dia baik-baik
saja.
“Halo...Aya apa kamu baik-baik
saja?”
“Iya,aku baik-baik saja”
“Syukurlah kalau begitu.”